Powered By Blogger

Minggu, 12 Desember 2010

hidup ini indah

ni bercerita tentang tokoh sufi asal Timur Tengah, Nasruddin.

Suatu hari, Nasruddin mencari sesuatu di halaman rumahnya yang penuh
dengan pasir. Ternyata dia mencari jarum.Tetangganya yang merasa
kasihan, ikut membantunya mencari jarum tersebut.

Tetapi selama sejam mereka mencari jarum itu tak ketemu juga.

Tetangganya bertanya, "Jarumnya jatuh dimana ?"

"Jarumnya jatuh di dalam," jawab Nasruddin.

"Kalau jarum bisa jatuh di dalam, kenapa mencarinya diluar ?" tanya
tetangganya. Dengan ekspresi tanpa dosa, Nasruddin menjawab,

"Karena di dalam gelap, di luar terang."

Begitulah, perjalanan kita mencari kebahagiaan dan keindahan.

Sering kali k ita mencarinya di luar dan tidak mendapat
apa-apa.Sedangkan daerah tergelap dalam mencari kebahagiaan dan
keindahan,sebenarnya adalah daerah-daerah di dalam diri. Justru letak
'sumur'kebahagiaan yang tak pernah kering, berada di dalam. Tak perlu
juga mencarinya jauh-jauh, karena 'sumur' itu berada di dalam semua orang.

Sayangnya karena faktor peradaban, keserakahan dan faktor lainnya,
banyak orang mencari sumur itu di luar. Ada orang yang mencari bentuk
kebahagiaannya dalam kehalusan kulit, jabatan, baju mahal, mobil bagus
atau rumah indah. Tetapi kenyataannya, setiap pencarian di luar
tersebut akan berujung pada bukan apa-apa. Karena semua itu, tidak
akan berlangsung lama. Kulit,misalnya, akan keriput karena termakan
usia, mobil mewah akan berganti dengan model terbaru, jabatan juga
akan hilang karena pensiun.

"Setiap perjalanan mencari kebahagiaan dan keindahan di luar, akan
selalu berujung pada bukan apa-apa, leads you nowhere. Setiap
kekecewaan hidup yang jauh dari keindahan dan kebahagiaan, berangkat
dari mencarinya diluar". Untuk mencapai tingkatan kehidupan yang penuh
keindahan dan, kebahagiaan seseorang harus melalui 5 (lima) buah
`pintu' yang menuju ke tempat tersebut.

Pintu pertama adalah stop comparing, start flowing.

"Stop membanding dengan yang lain. Seorang ayah atau ibu belajar untuk
tidak membandingkan anak dengan yang lain. Karena setiap pembandingan
akan membuat anak-anak mencari kebahagiaan di luar"

Setiap penderitaan hidup manusia, setiap bentuk ketidakindahan,
dimulai dari membandingkan. Saya mengajak pembaca ke sebuah titik,
mengalir (flowing) menuju ke kehidupan yang paling indah di
dunia,yaitu menjadi diri sendiri. Apa yang disebut flowing ini
sesungguhnya sederhana saja. Kita akan menemukan yang terbaik dari
diri kita, ketika kita mulai belajar menerimanya. Sehingga kepercayaan
diri juga dapat muncul. Kepercayaan diri ini berkaitan dengan
keyakinan-keyakinan yang kita bangun dari dalam. "Tidak ada kehidupan
yang paling indah dengan menjadi diri sendiri. Itulah keindahan yang
sebenar-benarnya !"

Pintu kedua menuju keindahan dan kebahagiaan adalah memberi.

Sebab utama kita berada di bumi ini, kata Gede Prama, adalah untuk
memberi. "Kalau masih ragu dengan kegiatan memberi, artinya kita harus
memberi lebih banyak, Saya melihat ada 3 tangga emas kehidupan. I
intend good, I do good and I am good. Saya berniat baik, saya
melakukan hal yang baik, kemudian saya menjadi orang baik. Yang
baik-baik itu bisa kita lakukan, bila kita konsentrasi pada hal memberi,"

Gede Prama melanjutkan, memberi tidak harus selalu dalam bentuk
mat eri. Pemberian dapat berbentuk senyum, pelukan, perhatian, dan
setiap manusia yang sudah rajin memberi, dia akan memasuki wilayah
beauty and happiness."Saya sering bertemu dengan orang-orang kaya. Ada
yang suka memberi, ada yang pelit.Saya melihat orang yang tidak suka
memberi muka orang itu keringnya minta ampun.

Orang yang mukanya kering ini bertanya pada saya, apa rahasia
kehidupan yang paling penting yang bisa saya bagi.

Saya bilang : sleep well, eat well," Artinya memang, untuk ongkos
untuk menjadi bahagia tidak mahal. Hanya saja orang sering kali
memperumit hal yang sudah rumit. Kalau kita sederhanakan, sleep well,
eat well akan jadi mudah jika diikuti dengan kegiatan memberi. "Tak
perlu khawatir, setiap pemberian itu ada yang mencatat. Jika atasan
Anda di kantor tidak mencatat pemberian Anda, ada `Atasan Tertinggi'
yang mencatatnya. Mirip dengan petani, orang-orang yang suka memberi
akan memanen hasil-hasil yang diharapkan,"

Cahaya di dalam pintu ketiga untuk menuju keindahan dan kebahagiaan
adalah berawal dari semakin gelap hidup Anda, semakin terang cahaya
Anda di dalam.

Perhatikanlah bintang di malam hari tampak bercahaya, jika langitnya
gelap. Sedangkan, lilin di sebuah ruangan akan bercahaya bagus, jika
ruangannya gelap.

Artinya, semakin Anda berhadapan dengan masalah dan cobaan dalam
hidup, semakin bercahaya Anda dari dalam. "Jika Anda punya suami yang
keras dan marah-marah, jangan lupa mengucapkan terima kasih pada
Tuhan, atau anda punya istri cerewetnya minta ampun, ucapkan terima
kasih pada Tuhan, karena orang cerewet adalah guru kehidupan terbaik.
Paling tidak dari orang cerewet kita belajar tentang kesabaran.Jika
Anda punya atasan diktatornya minta ampun, itu sengaja ada yang kirim.
Agar Anda belajar tentang kebijaksanaan," Orang yang pada akhirnya
menemukan keindahan dan kebahagiaan, biasanya telah lulus dari
universitas kesulitan. Semakin banyak kesulitan hidup yang kita
hadapi, semakin diri kita bercahaya dari dalam.

Mengutip perkataan Jamaluddin Rumi, semuanya dikirim sebagai
pembimbing kehidupan dari sebuah tempat yang tidak terbayangkan.
"Tidak hanya orang cantik saja yang berguna, orang jelek juga berguna.
Gunanya adalah karena orang jelek, orang cantik terlihat jadi tambah
cantik. Jadi semuanya ada gunanya, untuk menghidupkan cahaya-cahaya
beauty and happiness,"

Pintu keempat adalah rangkaian sikap. Sikap ini dimulai dari berhenti
mengkhawatirkan segala sesuatunya, dan coba yakinkan diri bahwa
everything will be allright. Setiap kali kita beribadah,berdoa dan
memuja Tuhan,tetapi setiap kali pula kita merasa takut. Padahal
ketakutan adalah sebentuk ketidakyakinan terhadap Tuhan. "Kalau Anda
berdoa tapi masih takut, mending jangan berdoa karena tidak yakin.
Lebih baik Anda yakin, hidup ini berjalan sempurna, doanya pas-pasan
tapi Anda yakin jauh lebih baik," kata Gede Prama.

"Segala sesuatunya menjadi baik-baik saja jika Anda mencintai yang
kecil,"sambung konsultan manajemen yang dulu sempat terpikir untuk
mengoperasi hidungnya yang besar ini.

Pintu kelima menuju keindahan dan kebahagiaan yakni tahu diri kita dan
kita tahu kehidupan. Ada cerita tentang kumpulan binatang yang hendak
bikin sekolah karena mereka tidak mau kalah dengan manusia. Semua
binatang mengikuti kursus berlari, berenang dan terbang. Tetapi 11
tahun kemudian, binatang-binatang tersebut merasa lelah sekali. Burung
tetap hanya bisa terbang, ikan tetap hanya bisa berenang,dan serigala
tetap hanya bisa berlari. Akhirnya mereka sampai pada sebuah
kesimpulan, bahwa mereka harus tahu diri. Ikan mesti tahu diri hanya
bisa berenang, burung mesti tahu diri hanya bisa terbang sedangkan
serigala harus tahu diri hanya bisa berlari.

Sehingga, seperti hewan-hewa n tersebut, manusia-manusia yang tidak
tahu diri adalah manusia yang tidak pernah ketemu keindahan dan
kebahagiaan.

Ada sebuah kalimat bijak ;
"Sumur kehidupan yang tidak pernah kering berada di dalam.
Sumur ini hanya kita temukan dan kita timba airnya kalau kita bisa
mengetahui diri kita sendiri," Seandainya diri sendiri telah
ditemukan, maka artinya kita kemudian mengetahui kehidupan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar